Selasa, 19 April 2011

Indeks Williamson (ukuran ketimpangan ) Provinsi Jawa Barat pada tahun 2002


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Indeks Williamson
Ukuran ketimpangan pendapatan yang lebih penting lagi untuk menganalisis seberapa besarnya kesenjangan antarwilayah/daerah adalah dengan melalui perhitungan indeks Williamson. Dasar perhitungannya adalah dengan menggunakan PDRB per kapita dalam kaitannya dengan jumlah penduduk per daerah. Kesenjangan pendapatan antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat dilakukan dengan menggunakan Indeks Williamson. Rumus dari Indeks Williamson adalah sebagai berikut:






Keterangan
CVw = Indeks Williamson
fi = Jumlah penduduk kabupaten/kota ke-i (jiwa)
n = Jumlah penduduk Jawa Barat (jiwa)
Yi = PDRB per kapita kabupaten/kota ke-i  (Rupiah)
͞y = PDRB per kapita rata-rata  Provinsi Jawa Barat (Rupiah)



 2.2 Perhitungan Indeks Williamson








Data PDRB  dan Penduduk Jawa Barat Tahun 2002































Langkah-langkah mencari Indeks Williamson

































2.3 Analisis dari Data
Indeks ketimpangan Williamson yang diperoleh terletak antara 0 (nol) sampai 1 (satu).
·      Jika ketimpangan Williamson mendekati o maka ketimpangan distribusi pendapatan antar kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat adalah rendah atau pertumbuhan ekonomi antara daerah merata.
·      Jika ketimpangan Williamson mendekati 1 maka ketimpangan distribusi pendapatan antar kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat adalah tinggi atau pertumbuhan ekonomi antara daerah tidak merata.

Provinsi jawa barat pada tahun 2002 memiliki ketimpangan williamson sebesar 0,64 ( mendekati 1), maka berdasarkan ketentuan ketimpangan williamson , pada tahun 2002 di  provinsi jawa barat terajadi ketimpangan distribusi yang tinggi yaitu terjadinya pertumbuhan ekonomi antara daerah yang tidak merata.
Faktor-faktor penyebab ketimpangan :
1.  migrasi penduduk produktif yang memiliki skill/terdidik ke daerah-daerah yang telah berkembang, karena disana mereka dapat memperoleh upah/gaji yang lebih besar
2.   investasi cenderung berlaku di daerah yg telah berkembang karena faktor market, dll, dimana keuntungan relatif lebih besar demikian pula risiko kerugian relatif lebih kecil pada umumnya
3.   kebijakan pemerintah cenderung mengakibatkan terkonsentrasinya social dan ekonomic capital di daerah yang telah berkembang karena kebutuhan yg lebih besar.

20 komentar:

  1. terima kasih atas infonya ya.. tapi lebih bermanfaat lagi jika anda mencantumkan sumber pustaka.. jadi yang liat dan pengen copy bisa nyari buku/literaturnya. thanks :)

    BalasHapus
  2. indeks williamson kalao untuk menganalisis ketimpangan kecamatan bisa tidak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa. Jadi nanti harus pakai PDRB per Kecamatan di Kabupaten yang bersangkutan.

      Hapus
    2. Thanks telah membantu skripsi saya

      Hapus
  3. Simpel n Jelas, Keren.... Amat membantu. Tx y

    BalasHapus
  4. Tolong jo Ito.. nunga 2 hali dang boi dohot wisuda .. hehehe'

    BalasHapus
  5. Terimakasih banyak infonya sangat membantu kami untuk presentasi:)

    BalasHapus
  6. trimakasih banyak ya, berguna sekali bagi yang bingung cara ngitungnya, penjelasannya sangat jelas

    BalasHapus
  7. dapat Yi-Y tu dari mana ya???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  8. contoh yang sangat mudah dimengerti, thank u berat

    BalasHapus
  9. kak, mungkin ga iw utu lebih besar dari 1?

    BalasHapus
  10. terima kasih ilmunya. ijin ngutip ya

    BalasHapus
  11. maaf saya ingin beranya, untuk nilai yi-y kenapa y nya itu dari pdrb perkapita rata rata antar kab/kota ya? bukannya seharusnya pdrb perkapita rata-rata provinsi ya?

    BalasHapus